Senin, 03 Oktober 2011

Sesuatu yang kusebut itu "langit"....

Bismillahirohmanirrohimm…
(postingan pertamaku) 

Sebuah hamparan biru nan luas yang dilukiskan bersamaan dengan awan-awan putih, ditambah dengan sekelompok burung yang terbang  layaknya penghuni langit yang sama sekali tidak terusik dengan kebisingan bumi. Sungguh… ketenangan itu terdapat disana, tidak seperti bumi yang disibukkan dengan kepentingan penghuninya masing-masing.
Ketika mencoba menapaki jejak dilangit, hanya satu kata yang dapat kuutarakan “sempurna”, tak terbayang seberapa besar kesempurnaan dari Sang Penciptanya. Biasan warna cahaya matahari ketika fajar menjelang  seolah mengubah sosok langit yang gelap “keabuan” menjadi semburat jingga kemasan yang begitu mewah ditambah dengan sedikit aksen warna biru muda dan disempunakan dengan gumpalan awan, membuat penghuni bumi tersadar waktunya untuk melakukan aktifitasnya kembali dan segera terjaga dari tidur pulasnya masing-masing. Begitu menjelang siang aksen biru muda yang berhiaskan awan putih semain tampak jelas, penuh ketenangan hinggga senjapun segera berganti, semburat keemasan itu kembali mendominasi sehingga menampakkan warna jingga dan menjadi tanda bagi penghuni bumi bahwa hari mulai gelap. Hingga akhirnya malampun tiba, warna gelap keabuan mendominasi seisi langit pertanda waktunya untuk segera beristirahat diperaduan masing-masing.
Langitpun dapat melukiskan sebuah kepiluan, ketika langit mendung seolah lukisan penuh kedamaian itu berubah gelap dan menjadi wajah yang menakutkan bagi penghuni bumi yang kemudian satu persatu segera mempercepat langkahnya untuk sampai ketempat tujuannya. Sebuah pesan yang disampaikan ketika langit berubah menjadi kelabu, saat itu adalah sebuah pertanda akan turun Rizki dari Tuhan untuk para penghuni bumi yang selanjutnya akan menjadi sumber penghidupan bagi mereka. Bahkan ketika badai itu datang, langit menyampaikan sebuah pesan yang menjadi pertanda teguran dari yang Maha Kuasa kepada para penghuni bumi untuk selalu mengingatNya agar mereka penghuni bumi tidak selalu di sibukkan dengan kepentingannya masing-masing.
Perjalan kelapisan langit yang telah dilakukan oleh kekasih Tuhanku, dalam sebuah peristiwa Isra Mi’raj, menghantarkan penduduk bumi seperti melakukan sebuah perjalanan spiritual yang diceritakan sangat sempurna bersamaan dengan surat cinta dari Tuhanku, suatu sumber yang sangat kupercayai kebenarannya, sehingga manusia dapat mengerti hal-hal yang terdapat pada lapisan langit dan para penghuninya yang suci dan Maha Suci itu. Syurga yang digambarkan begitu indah sehingga tak pernah terlintas di benak para penghuni bumi adanya keindahan yang ,“entah kata apa yang ingin ku tuliskan”, yang jelas lebih dari sempurna. Begitu  pula neraka seburuk-buruknya tempat  yang  pernah takkan sanggup ku lukiskan, serta yang ter”dahsyat” singgasana Tuhanku terdapat pada langit dilapisan paling tinggi, yang tak ada satupun penduduk bumi mampu menembusnya kecuali atas izinNya.

Begitulah langit yang “sempurna” ciptaan yang  Maha  Sempurna. Rasanya kesempurnaan itu tidak sanggup kugambarkan satu persatu karena takkan mungkin selesai waktu 24 jam atau bahkan 265 hari dalam setahun untukku.
Sesuatu yang kusebut itu “langit”……
Satu hal…. Bagi langitku tempat menggoreskan tinta mimpi-mimpiku masa depanku yang tak dibatasi oleh ruang, sehingga aku dapat bebas bermimpi dan kemudian ku wujudkan mimpi itu hingga aku menjadi bintang di langitku sendiri.